Prof Ridha Ingatkan Bahaya Text Neck Syndrome Akibat Salah Gunakan Gadget

POJOKPOLITIK.COM- Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof.Dr.dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) ingatkan akan bahaya Text Neck Syndrome akibat penggunaan gadget dengan posisi atau postur tubuh yang tidak benar.

Text neck syndrome sambung Prof Ridha merupakan cedera stres yang berulang akibat posisi membungkuk pada daerah leher yang terlalu lama saat melihat gadget.

Hal itu ditandai dengan gejala leher sakit, pusing, tangan kesemutan, pegel, dan pundak berat.

"Itu baru gejala awal. Tapi lama kelamaan yang dirasakan bisa kelumpuhan tangan dan kaki, seksualitas hilang, buang air besar dan kecil tak terasa atau loss dan penyakit lainnya," ujar Prof Ridha saat mengisi pengajian After Isya bertemakan Gadget Sehat Keluarga Selamat, di Masjid Al Muawanah Jalan Halat Medan, Jumat (25/8/2023).

Untuk penanganan awal, Prof Ridha mengatakan bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Namun, jika penggunaan gadget yang salah terus berlangsung, menurut Prof Ridha justru akan berujung fatal.

"Itu ditandai dengan putih di batang saraf leher. Kalau sudah seperti itu, horor nih bapak, ibu. Karena telah terjadi kematian pada saraf leher. Ini lah penyebab kelumpuhan. Tidak ada obat menyembuhkan dan tak ada operasi yang mengembalikan," terangnya.

Di sini, bilang Prof Ridha, bisa dibayangkan bahwa Indonesia ke depan akan memanen generasi yang cacat akibat penggunaan gadget yang salah.

Hal itu jugalah melatarbelakangi dirinya membuat Gerakan Gadget Sehat Indonesia.

Saat ini Prof Ridha menyebutkan, Indonesia dalam situasi bonus demografi, di mana lebih banyak usia produktif (15-64 tahun) yang mencapai angka 70 persen dari jumlah penduduk.

Jika bonus demografi ini dimanfaatkan dengan generasi berkualitas, maka 5 hingga 10 tahun ke depan Indonesia berpeluang menjadi negara kuat dan masuk dalam lima besar di dunia.

"Tapi jika tidak bisa dimanfaatkan justru akan menjadi bencana demografi. Dan hal itu karena dipengaruhi prilaku penggunaan gadget yang salah," terangnya.

Untuk itu Prof Ridha mengajak para orangtua untuk ikut berjuang menyelamatkan generasi muda.

"Jangan biarkan anak-anak berkembang dengan sendirinya, perlu ada pengawasan dan bimbingan dari kita selaku orangtua. Dan mari kita manfaatkan bonus demografi ini dengan menghasilkan generasi berkualitas," ucapnya mengakhiri. (*)

Komentar

Loading...