Terciduk Merapat ke Markas PKS, Prof Ridha Dharmajaya Ungkap Alasannya 

Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indomesia (GGSI), Prof.Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) (tiga dari kanan), kunjungi markas Dewan Pimpinan Wilayan (DPW) Partai Keadilan Sejahtera, di kawasan Jalan Kenanga Raya, Tanjung Sari, Medan, pada Kamis (23/12/2023). (Foto : Istimewa)

POJOKPOLITIK.COM- Guru besar Fakultas Kedokteran USU, Prof.Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) terciduk merapat ke markas Dewan Pimpinan Wilayan (DPW) Partai Keadilan Sejahtera, di kawasan Jalan Kenanga Raya, Tanjung Sari, Medan, pada Kamis (23/12/2023) kemarin.

Kedatangan dokter spesialis bedah saraf tersebut  ke kantor wilayah salah satu partai politik itu tentunya menarik perhatian publik.

Saat ditemui awak media, Prof Ridha mengaku kedatangannya ke kantor PKS tak lain sebagai langkah pendekatan dalam memuluskan gerakan gadget sehat agar bisa mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah.

Sosok Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) berharap gerakan yang mereka lakukan ini tidak sekadar sosialisasi namun ada kebijakan yang mengaturnya dalam peraturan daerah.

"Kita berada pada satu titik bahwa ini tidak akan maksimal jika tanpa adanya dukungan pemerintah. Agar bisa masuk ke situ, kita sengaja mendatangi PKS untuk beraudiensi, agar bisa menyuarakan keinginan kita," ujar Prof Ridha.

Disinggung alasan kenapa hanya PKS saja, dirinya menyebutkan jika saat ini baru PKS yang menerima permintaan audiensi GGSI.

"Jadi sebenarnya kita sudah menyurati seluruh parpol yang memiliki anggota legislatif di Sumatera Utara untuk beraudiensi. Namun, baru PKS yang memiliki waktu dan menerima audiensi kita," ungkap Prof Ridha yang juga didampingi sejumlah pengurus GGSI lainnya.

Dalam audiensi yang berlangsung di ruang pertemuan DPW PKS, Prof Ridha turut menjelaskan alasan hadirnya gerakan gadget sehat.

"Gerakan gadget sehat ini hadir sebagai bentuk kekhawatiran kita akan banyaknya generasi muda yang mengalami saraf kejepit leher. Kondisi yang umumnya dialami para orang tua usia 50 hingga 60 tahun, sekarang sudah dirasakan oleh anak SMA, SMP bahkan SD," ucapnya.

Dalam audiensi yang disampaikan di depan Sekretaris DPW PKS Sumut, Misno Adisyahputra dan Wakil Sekretaris, Mustafa, Prof Ridha juga menyebutkan dampak fisik yang dirasakan kaum muda dikarenakan penggunaan gadget yang tidak tepat, baik posisi dan durasi.

"Jika penggunaan gadget yang salah terus diabaikan dan dilakukan tidak hanya saraf kejepit namun bisa berakibat kelumpuhan. Tentu, kita yang saat ini dalam situasi bonus demografi bisa-bisa menjadi bencana demografi karena melahirkan generasi-generasi cacat, sehingga cita-cita menuju Indonesia Emas 2045, hanya sebatas wacana," ucapnya.

Prof Ridha ingin audiensi mereka bisa melahirkan kerja sama tak hanya bentuk sosialisasi namun juga bisa melahirkan kebijakan dalam bentuk peraturan sebagai payung hukumnya. Agar cita-cita melahirkan generasi berkualitas yakni generasi pintar, sehat dan berahlak mulia bisa tercapai.

"Parpol adalah ujung tombak. Kita lakukan aksi tanpa payung hukum tentu kurang maksimal di sinilah peranan parpol yang memiliki anggota legislatif dalam mengajukan peraturan," katanya.

Menyahuti hal itu, Wakil Sekretaris DPW PKS Sumut, Mustafa mengakui jika ide-ide yang dilahirkan GGSI sangat bermanfaat dalam menyelamatkan generasi muda dari efek samping gadget dan media sosialnya.

"Kita sangat mendukung dan ke depan kita perlu melakukan langkah-langkah yang lebih teknis dalam bentuk kerjasama untuk menggaungkan gadget sehat ini di tengah-tengah masyarakat," tutur Mustafa.

Terkait harapan lahirnya kebijakan daerah dalam mengeluarkan aturan hukum terkait penggunaan gadget, Mustafa menganggap PKS punya kemampuan itu.

"Untuk saat ini kebetulan PKS punya kekuasaan legislatif melalui 11 orang anggota dewan di provinsi. Kemudian kita punya faksi, oleh karena itu kita nanti akan menggodoknya, mudah-mudahan bisa kita gaungkan di legislatif dan menjadi inisiatif membuat peraturan daerah yang terkait dengan ini," ucapnya mengakhiri. (*)

Komentar

Loading...