Wadahi Aspirasi Muda, Medan Heritage dan Rimbun Kata Gagas Ruang Kata ‘Dadakan’

Wadahi Apresiasi Muda, Medan Heritage dan Rimbun Kata Gagas Ruang Kata 'Dadakan'. (Foto : Umek)

POJOKPOLITIK.COM- Dua momen hari budaya baru saja datang dan ada yang telah berlalu, yakni Ramadhan dan Imlek.

Namun ada hal yang menggelitik menjadi opini hangat sebagai pembuka di acara Ruang Kata 'Dadakan' yang berlangsung di pelataran Avros Cafe Jalan Pemuda, Sabtu (23/3/2024) sore itu.

Di mana, animo penerintah kota Medan begitu tinggi menyambut Imlek dengan memajang ratusan lampion yang berbaris rapi menjulang tinggi menantang langit di kawasan Jalan Kesawan Medan.

Tapi tidak halnya dengan Ramadhan. Tak begitu terlihat simbol apapun dalam menyambut kemeriahan datangnya bulan suci tersebut di kawasan yang sama.

"Penghargaan atas keberagaman seakan terabaikan. Ini menjadi problematika yang bisa menjadi pembahasan secara bareng-bareng," ungkap penggagas Medan Heritage Rizky Syahfitri Nasution saat membuka diskusi Ruang Kata Dadakan sore itu.

Ya Ruang Kata pun semakin berkembang saat 'Rumah' menjadi opini yang dipilih dan dijabarkan oleh Bambang F Wibowo.

Aktivis dan pejuang literasi anak, Bambang F Wibowo (tengah) saat menyampaikan opininya di acara Ruang Kata Dadakan yang diinisiasi Medan Heritage dan Rimbun Kata. (Foto : Umek)

Aktivis lingkungan dan pejuang literasi bagi anak dan juga kaum muda ini mengungkapkan rumah dalam pandangannya sebagai pengingat.

"Rumah adalah tempat peristirahatan dan secara religius rumah bisa tempat peristirahatan terakhir. Yang pada intinya adalah sebagai pengingat kita. Untuk kembali dan merindukannya," ucap Bambang.

Beberapa kata lain secara random terpilih dan disampaikan oleh peserta yang hadir yang dipresentasikan dalam opini maupun puisi.

Si penggagas kegiatan, Rizky menerangkan jika ruang kata 'dadakan' dibuat secara dadakan dan hanya dipersiapkan dalam waktu sepekan.

"Hari ini ide dadakan aja. Kemarin kita kepikiran setelah covid turut mematikan semangat anak muda berkomunitas dan akhirnya ada satu ide kepikiran kayaknya enak kalau kita bikin ruang kata ke arah mewadahi aspirasi anak muda" terangnya.

"Supaya nemu nih apa sih yang jadi opini anak muda tentang Medan tepatnya Medan ini tak hanya sekadar heritage dari sisi budaya aja tapi lebih luas. Jadi heritage yang mau kami tarik tentang warisan pemikirannya. Apa sih pemikiran anak muda, masyarakat tentang kegusaran hati mereka beberapa waktu belakangan," sambungnya.

Rizky juga menyinggung peralihan kepemimpinan baru, dan tentunya belum habis euforia pilpres sehingga hadir keinginan untuk mengetahui Medan ke depannya seperti apa yang diinginkan warganya.

"Memang ruang kata kami gagas untuk ruang aspirasi bebas beropini. Tapi opini sengaja dipilih seperti arisan. Kata diambil secara acak random dari undian tadi, terus kita obroli secara random juga. Tetap kami pantik dengan cara yang berbobot isinya jadi yang kita bahas hal-hal yang sederhana yang akhirnya membuat si peserta paham. Ini diikuti siapa saja dari segala usia, praktisi, dosen, dan juga guru seni. Ke depan kita bisa fasilitasi buat ruang kata," ungkapnya.

Disinggung Medan ke depan dan isu kekinian yang hangat dibahas, Rizky coba memandang sudut pandang anak-anak muda bagaimana dalam beropini.

"Sejauh ini opini mulai mati sejak covid dan akhirnya pengen kami hidupkan kembali agar anak mudanya itu bergerak lagi dan bisa berpendapat lagi," harapnya.

Semua tentu akan selaras dengan hadirnya sosok pemimpin yang sesuai kriteria. Rizky turut mengungkapkan kriteria yang ideal.

"Harapannya pemimpin yang lebih seimbang dan lebih adil unuk semua segmen masyarakat. Jangan berpihak dan juga kalau melakukan pembangunan ataupun perubahan-perubahan tolong dilibatkan juga masyarakatnya, komunitasnya, di mana pembangunan akan berjalan seimbang dan semestinya dalam arti sesuai keinginan masyarakatnya bukan keinginan pemimpin sepihak. Karena semua kota bergerak itu hidup karena masyarakatnya bukan pemimpinnya," ucapnya mengakhiri.

Kegiatan yang dipandu langsung oleh Alia Amanda Anwar dan Lia Monica Octaviana Saragih itu diakhiri dengan kegiatan buka puasa bersama.

Diskusi dan obrolan hangat sore itu turut memperkenalkan buku antologi puisi Bilamana oleh Rimbun Kata yang ditulis langsung oleh Alia Amanda, Lia Monica dan Bebby Hutapea. (*)

Komentar

Loading...