Di Mata Pakar Politik, Sandi Bakal Sulit Bergabung di PKS karena Hubungan Rumitnya dengan Anies

Pakar politik UI, Dr Aditya Perdana (ist)

POJOKPOLITIK.COM- Hingga saat ini Menparekraf Sandiaga Uno mengaku belum memutuskan akan bergabung ke partai mana usai meninggalkan Gerindra.

Namun, melihat peluang ke mana arah Sandiaga melanjutkan perjalanan politiknya, Pakar Politik dari Universitas Indonesia Dr Aditya Perdana memiliki satu prediksi yang mengungkap jika dirinya akan sulit bergabung ke PKS karena hubungan rumitnya dengan Anies Baswedan.

Aditya awalnya menyebut Sandiaga dekat dengan PKS sejak Pilkada DKI Jakarta 2017 hingga Pilpres 2019.

PKS memang menjadi partai pengusung Sandi di Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019.

PKS mengantarkan Sandiaga menjadi Wakil Gubernur DKI mendampingi Anies Baswedan. Sementara pada Pilpres 2019, Sandiaga menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto.

"Kalau kedekatan, dengan PKS dekat, di Pilkada DKI punya komunikasi intens, meski Sandi representasi Gerindra (sebelum memutuskan keluar). Kemudian saat Pilpres 2019. Sandi sering bilang, 'Saya punya kedekatan dengan PKS'," kata Aditya kepada wartawan, Selasa (30/5/2023).

Dia mengatakan Sandiaga tak punya sejarah panjang dengan PPP. Dia mengatakan Sandiaga hanya pernah bercerita soal sosok orang tuanya pernah aktif di PPP.

"Kalau ke PPP beda. Kalau sama PPP aspek orang tua ada di PPP. Kalau sisi kedekatan emosional dan pertarungan elektoral ke PKS," ucapnya.

Namun, dia mengatakan Sandiaga lebih mungkin berlabuh ke PPP. Aditya memprediksi Sandiaga bakal bergabung dengan PPP asal disodorkan menjadi cawapres.

"Di PPP dia mau diarahkan jadi salah satu pimpinan Parpol, asal ada kepastian Cawapres," kata Aditnya.

Dieinya juga menyinggung tipisnya peluang Sandiaga bergabung dengan PKS yang kini sudah mengusung Anies sebagai capres.

Dia mengatakan hubungan Sandiaga dan Anies agak rumit sehingga menjadi penghalang Sandiaga ke PKS.

"Anies sama Sandi ada hubungan sejarah yang sisakan pertanyaan, yang soal hutang. Kayak semacam, ada hubungan kompleks. Agak rumit," ucapnya.

"Kompleks, dia menarik tapi ada aspek karakter individu yang jadi penghalang," ujarnya melanjutkan.

Sementara itu, Sandiaga belum memberi kepastian soal kabar bergabung dengan PPP atau PKS.

Sandiaga menyebut masih mendengarkan semua masukan dalam menentukan bergabung pada kedua partai tersebut.

"Per hari ini tentunya saya mendengarkan semua masukan dan akan mengambil keputusan dengan fokus kepada bagaimana kita melewati masa-masa yang penuh tantangan 15 tahun ke depan. Karena kesempatan ini hanya sekali, untuk Indonesia jadi negara maju," kata Sandiaga kepada wartawan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Selasa (30/5/2023).

"Kalau tidak mempercepat pembangunan saya khawatir demografi yang kita miliki ini tidak bisa terkonversi untuk meningkatkan ekonomi dan untuk pendapatan masyarakat, terbukanya lapangan kerja, dan peluang usaha," tuturnya.

Soal sinyal bergabung dengan PKS, Sandiaga mengaku sudah memiliki kedekatan sejak lama dengan PKS. Sandiaga mengatakan nanti akan ada kejelasan lebih lanjut terkait kabar gabung partai politik pilihannya.

"Tentunya pembicaraan akan terus kita lakukan dengan chemistry-nya sudah terbangun sejak lama. Jadi temen-temen mohon sabar aja, nanti akan di update, semuanya penuh keterbukaan," tuturnya.

Terkait PPP, Sandiaga menyebut sudah lebih awal memiliki pembicaraan bersama parpol tersebut. Sandiaga berharap masukan-masukan dari kiai dan ulama, menjadi bekalnya untuk membangun bangsa.

"Iya sama juga dengan PPP, tapi tentunya sama PPP ini bicaranya sudah lebih awal dan kita harapkan masukan-masukan dari para kiai, ulama, menjadi bekal kita sebagai wejangan ke depan membangun bangsa dalam lingkup ukhuwah watoniah kita," tutupnya. (*)

Komentar

Loading...